Bicara Film

Photobucket

Pemain : Edward Norton, Liv Tyler, William Hurt, Tim Roth
Sutradara: Louis Letterier
Produksi : Marvel Studios
Tgl Rilis : 13 Juni 2008

BANYAK orang mengira film "Hulk" (2003) besutan sutradara Ang Lee bakal menjadi first chapter dari franchise film superhero yang diadaptasi dari komik Marvel. Lee sudah memberi fondasi dalam karya berbujet 137 juta dolar AS (sekitar Rp 1,28 triliun) itu melalui suguhan latar belakang bagaimana ilmuwan genius Dr. Bruce Banner berubah menjadi monster hijau bernama Hulk.

Tetapi, alih-alih menjadi sekuel awal dari sebuah franchise, film "Hulk" karya Ang Lee malah dinegasikan oleh pihak Marvel Studios, pemegang hak produksi film "Incredible Hulk" yang mulai dirilis sejak 13 Juni 2008 lalu dan di Bandung mulai diputar 18 Juni ini. Film "Incredible Hulk" produksi Marvel Studios dianggap sebagai film reboot, yang tidak ada kaitannya sama sekali dengan "Hulk" karya Ang Lee.

Dari sisi produksi, "Hulk" karya Ang Lee tidaklah buruk. Tapi, pihak Marvel tampaknya merasa kecewa dengan kerja Ang Lee, yang dianggap "menyeleweng" dari versi komik dan serial televisi. Di samping itu, dalam versi Ang Lee, karakter Hulk "dianggap remeh dan kurang dihormati" karena sebagai superhero, Hulk tidak mendapat lawan yang sepadan dengan kekuatan yang dimilikinya. Padahal, sesuai pakem dalam dunia komik Marvel, mestinya Hulk mendapat lawan yang jauh lebih powerful.

Sebenarnya, ketika Marvel Studios mendapatkan kembali haknya memproduksi sendiri "Hulk", Zak Penn sudah menyusun skenario "Incredible Hulk" sebagai sekuel dari "Hulk"-nya Ang Lee. Ia mencoba menyambung bagian-bagian yang hilang sehingga alur cerita (plot) lebih mendekati versi komik. Bahkan, Eric Bana dipercaya kembali untuk memerankan karakter Bruce Banner.

Namun, Eric Bana menampik peran itu dengan alasan, cukup sekali saja memerankan karakter monster hijau tersebut. Pilihan pun jatuh kepada Edward Norton, aktor yang dua kali dinominasikan meraih Oscar dan bermain bagus dalam "Red Dragon" (2002) dan "The Illusionist" (2006). Kehadiran Norton inilah yang kemudian memberi banyak perubahan terhadap skenario awal "Incredible Hulk". Setelah ditetapkan sebagai pemeran Dr. Bruce Banner, Norton banyak terlibat dalam perubahan skenario.

"Incredible Hulk" langsung menggiring penonton ke inti cerita tanpa harus kehilangan latar belakang mengapa Dr. Bruce Banner berubah menjadi Hulk. Tidak seperti Ang Lee yang memang terkenal sebagai sutradara stylist, sutradara muda asal Prancis, Louis Leterrier, lebih memilih gaya penyutradaraan dengan tempo cepat dan efisien.

Latar belakang kemunculan Hulk cukup digambarkan dengan serangkaian kilas balik (flashback) yang memperlihatkan kecelakaan yang melibatkan sinar gamma yang kemudian mengubah ilmuwan Bruce Banner menjadi Hulk. Dalam flasback juga digambarkan kekasih Bruce, Dr. Elizabeth "Betty" Ross (Liv Tyler) dirawat di sebuah rumah sakit. Semua rangkaian itu menjadi intro bagi penonton masuk ke dalam inti cerita, di mana Bruce jadi buronan Jenderal "Thunderbolt" Ross (William Hurt) bersama pasukannya.

Sebagai buronan, Banner menyamar sebagai pekerja di sebuah pabrik minuman soda di Pontho Verde, Brasil. Sambil bekerja, melalui internet Bruce terus berusaha mencari obat untuk memulihkan kondisinya. Bersandikan nama "Mr. Green", Bruce beromunikasi secara intensif dengan teman chatting yang menamakan dirinya "Mr. Blue". Untuk mengontrol emosinya, ia belajar meditasi kepada pakar judo. Selama lima bulan sejak kecelakaan yang melukai kekasihnya, Bruce pun menjalani hari-hari "tanpa emosi".

Photobucket

Tapi, sebuah kecelakaan kecil membuat persembunyian Bruce diketahui militer AS. Jari Bruce tertoreh benda dan darahnya muncrat, lalu masuk ke botol minuman yang khusus dikirim untuk pasar Amerika. Jenderal Ross pun mengirim pasukan khusus untuk menangkap Bruce. Tapi, Bruce yang jika emosi berubah menjadi Hulk, sulik ditaklukkan. Bruce berhasil lolos, terlunta-lunta seperti orang gila di pedalaman Guatemala, menjadi pengemis di Meksiko, hingga akhirnya bisa kembali ke Amerika.

Di antara pasukan Jenderal Ross, terdapat seorang tentara maniak perang, Emil Blonsky (Tim Roth). Dari perjumpaannya dengan sosok Hulk, Blonsky tertarik dengan kekuatan yang ada pada tubuh monster hijau itu. Ia pun bersedia menjadikan dirinya sebagai "kelinci percobaan" Jenderal Ross. Blonsky pun mendapat suntikan serum yang mendapat radiasi gamma seperti yang pernah diberikan kepada Bruce Banner.

Dari sinilah "petaka" dimulai. Di saat Bruce Banner berusaha disembuhkan dari "penyakit"-nya, berubah menjadi raksasa hijau saat ia marah, Blonsky justru menjadi monster Abomination (petaka) yang memiliki ukuran tubuh dan kekuatan jauh lebih besar daripada Hulk. Tak bisa tidak, Hulk yang sudah tertangkap dan bersiap menjalani pengobatan, harus kembali membangkitkan emosinya dan menghadapi Abomination.

the incredible hulk screenshot

hulk lou ferrigno

Bagi para pencinta komik dan serial televisi Hulk, film "Incredible Hulk" bisa menjadi ajang nostalgia. Apalagi, score music yang dipakai untuk serial TV tersebut, "The Lonely Man Theme", dibeli secara khusus untuk film ini. Bisa disebut, dari sisi plot dan karakter, "Incredible Hulk" memang disengaja mendekati versi komiknya.

Untuk menciptakan karakter yang mendekati versi komik, sutradara Louis Letterier sangat diuntungkan oleh kemajuan teknologi komputer, khususnya CGI yang berperan besar dalam menciptakan visual effect yang luar biasa menawan. Hulk dan Abomination yang jadi musuh utamanya adalah ikon-ikon hasil visual effect. Berbeda karya Ang Lee, karakter Hulk dalam film ini digambarkan demikian subtil, lebih kelam, dan tingkat kemarahan Hulk pun dibuat lebih meningkat.

Dari sisi plot, film ini cenderung mengambil format konvensional sehingga mudah diikuti. Namun, Namun, di tangan sutradara Louis Letterier, plot konvensional itu dibuat dalam tempo cepat. Gaya penyutradaraan Letterier yang cepat itulah yang menjadikan film ini seperti kereta barang yang bergerak nonstop sebelum sampai pada stasiun terakhir. Apalagi, unsur dramanya cukup menyedot empati.

Tidaklah berlebihan jika film berdurasi 112 menit ini enak ditonton dan tak membosankan. Dibandingkan dengan Eric Bana, tubuh Edward Norton memang jauh lebih kerempeng. Namun, dari sisi penampilan, Norton justru bisa tampil jenaka dan mampu memberi ciri intelektual pada karakter Bruca Banner. Sifat ini tak ditemukan pada Eric Bana. Norton juga mampu menampilkan emosi yang natural, sehingga ketika Bruce Banner marah, penonton bisa dengan mudah memahami bahwa ia memang pantas marah. Demikian pula Liv Tyler cukup menawan sebagai sosok yang penuh penderitaan.

Memang, "Incredible Hulk" menyisakan banyak "lubang". Tapi, itu adalah lubang yang disengaja. Tujuannya jelas, agar para penonton dibuat penasaran. Sebut saja misalnya sosok Tony Stark (Robert Downey Jr.) atau yang lebih dikenal sebagai Iron Man, yang tiba-tiba nyelonong muncul sebagai cameo. Ada apa ini?

Kehadiran Iron Man, yang juga salah satu karakter superhero dalam komik Marvel, paling tidak memberi isyarat, Hulk dan Iron Man bakal bertemu dalam satu film. Jika memang Marvel konsisten bahwa franchise Hulk harus setia dengan pakem komiknya, pertarungan antara Hulk dan Iron Man hanya tinggal tunggu waktu. Hulk pun harus bersiap-siap mengarungi petualangan panjang karena ia memiliki begitu banyak musuh yang juga memiliki kekuatan super. (Muhtar Ibnu Thalab/"PR")***

artikel ini di copy dari PIKIRAN RAKYAT online edisi Minggu, 29 Juni 2008 dengan sedikit editing

Categories: , , ,

Butuh Kamus ???

Gandakan Uang Anda Dengan Mudah,Murah,Cepat Disini